Wednesday, June 23, 2010

EKONOMI PEMBANGUNAN

EKONOMI PEMBANGUNAN

I. Konsep dan Definisi Ekonomi Pembangunan

II. Pendapatan Perkapita

III. Teori – Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

IV. Tahap – Tahap Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

V. Beberapa Aspek Mengenai Penduduk dan Tenaga Kerja

VI. Kapital Dalam Pembangunan konomi

VII. Sumber Daya Alam Bagi Pembangunan

VIII. Syarat – Syarat Bagi Pembangunan Ekonomi

IX. Kesulitan / Rintangan Umum Pembangunan

X. Pola Pengembangan Sektor Industri
BAB I

KONSEP & DEFINISI EKONOMI PEMBANGUNAN

I.1. DEFINISI EKONOMIKA PEMBANGUNAN (DEVELOPMENT ECONOMICS)
Adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari masalah-masalah yang dialami oleh negara – negara sedang berkembang ( Developing Countries ) dan bagaimana mencari cara – cara atau kebijakan dalam mengatasi masalah – masalah tadi.

I.2. DEFINISI PEMBANGUNAN EKONOMI ( ECONOMIC DEVELOPMENT )

Arti lama : Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah suatu proses kenaikan pendapatan riil perkapita dari penduduk disuatu negara pada periode tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam 1 tahun.
Arti baru : Pertumbuhan ekonomi + lain – lain, misalnya : perubahan sikap mental masyarakat, perombakan struktur ekonomi, peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan pendidikan, dan lain-lain.

I.3. SASARAN / TARGET PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Menurut Goulet

a. Meningkatnya tarap hidup

b. Meningkatnya harga diri (prestige)

c. Meningkatnya kebebasan

2. Menurut Todaro

a. Terpenuhinya kebutuhan pokok

b. Meningkatnya tarap hidup

c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan social

I.4. STARATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI

1. Output meningkat

2. Full employment, adalah tidak ada / berkurangnya pengangguran sumber daya atau factor produksi.

3. Ketimpangan ( GAP ) menurun, adalah diupayakan perbedaan antara si kaya dan si miskin jangan terlalu menyolok agar tidak terjadi kecemburuan social.

4. Perubahan sikap mental

BAB II

PENDAPATAN PERKAPITA

II.1 INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI : INCOME

PERCAPITA.

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai indicator keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu negara. Namun demikian kita harus hati – hati dalam menggunakan pendapatan perkapita sebagai suatu indicator pembangunan, hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa pembangunan itu bukan sekedar meningkatkan pendapatan riil saja tetapi kenaikan tersebut harus berkesinambungan dan mantap serta harus disertai pula oleh perubahan – perubahan sikap dan kebiasaan – kebiasaan social yang sebenarnya menghambat kemajuan ekonomi.

II.2. KELEMAHAN – KELEMAHAN INCOME PERCAPITA SEBAGAI

INDIKATOR PEMBANGUNAN EKONOMI.
a. Kelemahan Umum

Mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendapatan perkapita tetapi juga ditentukan oleh factor – factor yang lain. Misalnya : adat istiadat, keadaan iklim ( alam sekitar ), ada atau tidak adanya kebebasan mengeluarkan pendapat dan bertindak.

b. Kelemahan Metodologis

Mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga ditentukan oleh distribusi pendapatan, pola pengeluaran, perbedaan iklim, dll.

II.3. INDIKATOR NON MONETER

a. Indikator sosial

Menurut Beckerman :

Tingkat kesejahteraan dipengaruhi oleh tingkatkonsumsi / jumlah persediaan beberapa jenis barang tertentu (seperti : baja, semen, surat, telepon, radio, kendaraan, daging).

Menurut UNRISD (United Nations Research Institute for Social Development) :

Ada 18 jenis data sebagai indicator pembangunan di negara maju dan negara sedang berkembang, yeitu life expectancy, konsumsi protein hewani, prosentase anak yang sekolah (SD s/d SMU), prosentase anak yang sekolah (SMK), jumlah surat kabar, jumlah telepon, jumlah radio, jumlah penduduk kota, prosentase laki-laki dewasa di sector pertanian, prosentase tenaga kerja di sector listrik/gas/air (transportasi pergudangan)komunikasi, prosentase tenaga kerja yang memperoleh gaji, prosentase PDB (product Domestic Bruto) yang berasal dari industri manufaktur, konsumsi energi perkapita, konsumsi listrik perkapita, konsumsi baja, nilai perkapita perdagangan luar negeri, product pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki disektor pertanian, GNP perkapita.

b. Indeks Kualitas Hidup

Menurut Morris D. Morris :

. Life Expectancy, mortality rate, dan tingkat melek huruf.

c. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI)

Seperti : Life expectancy, tingkat melek huruf, income perkapita (menurut UNDP 1990).

d. Indeks Campuran BPS 1992

Seperti : Pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, KB, ekonomi (konsumsi perkapita), kriminalitas, perjalanan wisata, akses ke media massa.


BAB III

TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

III.1 PENGELOMPOKAN TEORI

Mengelompokan teori-teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara tepat dan sederhana tidak mudah. Diantara teori-teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi antara lain :

1. Teori Historismus

2. Teori Klasik dan Neo Klasik

3. Teori Keynesian

4. Teori Schumpeter

5. Teori Ketergantungan (Dependencia Theory)


III.2. PEMBAHASAN TEORI – TEORI


1. Teori Historismus

• Melihat pembangunan ekonomi berdasarkan pada pola pendekatan perspektif sejarah.

• Teori ini mendominasi alam pemikiran Jerman abad XIX s/d awal abad XX.

Pelopor – pelopor teori Histroismus tersebut antara lain :

a. Friederich List

Menurut List ada 5 tahap perkembangan ekonomi yaitu :

(i) Primitive

(ii) Berternak

(iii) Pertanian

(iv) Pertanian dan industri pengolahan

(v) Pertanian, industri pengolahan

Pendekatan List didasarkan pada pola “Produksi”
b. Bruno Hilde Brandt

Pendekatannya didasarkan pada pola “distribusinya” yaitu :

(i) Perekonomian barter (natural)

(ii) Perekonomian uang

(iii) Perekonomian kredit


c. Karl bucher

Teori Bucher merupakan hasil “perkawinan” antara teori List dan Hilde Brandt, yaitu Bahwa perkembangan ekonomi melalui 3 tahap :

(i) Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsistence economi)

(ii) Perekonomian kota (dimana kegiatan pertukaran / perdagangan sudah meluas).

(iii) Perekonomian nasional (dimana peranan pedagang menjadi semakin penting).


d. W.W. Rostow

Perkembangan ekonomi menurut Rostow melalui 5 tahap, yaitu :

(i) Traditional society

(ii) Precondition to take off (prasyarat untuk lepas landas)

(iii) Take off (lepas landas)

(iv) Drive to maturity (menuju kematangan)

(v) High mass compsumtion (konsumsi massa yang berlebihan)

Keterangan :

• Traditioanl society, adalah teknik produksi masih primitive, hasil produksinya masih terbatas.

• Precondition to take off, adalah masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan yang sangat tinggi dengan kekuatan sendiri.

• Take off (tinggal landas), adalah tercapainya kemajuan yang sangat pesat pada sector-ektor tertentu. Menurut Rostow ada 3 ciri utama dari negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas, yaitu :

1. Kenaikan yang pesat dalam investasi produktif dari 5% s/d 10% dari pendapatan nasional.

2. Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leading sector) dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi.

3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik social dan kelembagaan yang dapat menciptakan perkembangan sector modern & eksternalitas ekonomi yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi terus terjadi.

• Drive to maturity (menuju kematangan), menurut Rostow pada masa fase ini hamper semua kegiatan produksi sudah menggunakan teknologi modern. Rostow menaksir masa dimana tahap menuju kematangan dicapai oleh beberapa negara sebagai berikut : Amerika Serikat (1900), Inggris (1850), Jerman (1910), Perancis (1910), Swedia (1930), Jepang (1940), Rusia (1950), Kanada (1950). Selanjutnya Rostow mengatakan bahwa cirri-ciri non ekonomis dari masyarakat yang telah mencapai fase ini adalah :

1. Peranan sector industri semakin penting sedang sector pertanian semakin menurun.

2. Peranan manajer professional di dalam perusahaan semakin penting dan menggantikan kedudukan pemilik.

3. Kritik-kritik terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidak pastian terhadap dampak industrialisasi.

High mass compsumtion, ini merupakan fase terakhir dari pembangunan ekonomi pada masa ini perhatian masyarakat lebih ditekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi terhadap masalah produksi. Pada masa ini ada 3 macam tujuan masyarakat / negara, yaitu :

1. Memperbesar pengaruh dan kekuasaan ke luar negeri.

2. Menciptakan negara kesejahteraan dengan mengusahakanpembagian pendapatan yang lebih merata melalui system pajak yang progresif.

3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.

2. Teori Klasik

a. Teori Adam Smith (1723 – 1790)

Menurut Smith ada 2 aspek utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu :

1. Pertumbuhan output

2. Pertumbuhan jumlah penduduk.

Keterangan :

Faktor 1. dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan stock barang modal.

Faktor 2. dipengaruhi oleh tingkat upah.

Kelemahan Teori Adam Smith :

1. Smith membagi kelas dalam masyarakat hanya menjadi 2 kelompok, yaitu : Kelas atas : kaum kapitalis dan tuan tanah, Kelas bawah : kaum buruh. Padahal dalam kenyataan ada kelas menengah yang mempunyai peran yang sangat penting di dalam masyarakat modern, dengan kata lain teori Smith mengabaikan peranan kelas menengah dalam mendorong pembangunan ekonomi.

2. Menurut Smith orang yang dapat menabung adalah para kapitalis, tuan tanah dan lintah darat. Alasan ini tidak adil sebab sumber utama tabungan dalam masyarakat yang maju adalah para penerima pendapatan, bukan kapitalis, tuan tanah atau lintah darat.

3. Asumsi utama teori Adam Smith adalah pasar persaingan sempurna, padahal kebijakan pasar bebas dari persaingan sempurna tidak ditemukan dalam teori perekonomian manapun.

4. Smith mengabaikan peranan wiraswasta (entrepreneur) dalam pembangunan.

5. Smith mengatakan bahwa hasil akhir dari suatu perekonomian kapitalis adalah stasionir (tidak mengalami perubahan) padahal dalam proses pembangunan sering kali terjadi tidak teratur (tidak seragam).

b. Teori David Ricardo (1772 – 1823)

David Ricardo sebenarnya tidak pernah mengajukan satupun teori pembangunan, ia hanya menyumbangkan pemikirannya melalui teori distribusi.

Teori Ricardo mempunyai asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Seluruh tanah dipergunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam pertanian memebantu menentukan distribusi industri.

2. Hukum kenaikan yang semakin berkurang beralku bagi tanah.

3. Persediaan tanah tetap.

4. Permintaan akan gandum benar-benar tidak elastis.

5. Tenaga kerja dan modal adalah input variable.

6. Teknologi bersifat tetap.

7. Seluruh tenaga kerja dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal.

8. Upah tenaga kerja tetap.

9. Permintaan akan tenaga kerja tergantung pada penumpukan modal.

10. Terdapat persaingan yang sempurna.

11. Penumpukan modal dihasilkan dari keuntungan profit.

Berdasarkan asumsinya tersebut Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan antara 3 kelompok dalam pembangunan, yaitu : tuan tanah, kapitalis, buruh.

Kepada mereka inilah keseluruhan hasil tanah dibagi-bagikan.

Pendapat Ricardo tentang pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :

1. Pentingnya pembangunan pertanian dalam pertumbuhan ekonomi karena pembangunan industri sangat tergantung pada sector tersebut.

2. Pentingnya peningkatan keuntungan untuk akumulasi capital dalam pembangunan ekonomi.

3. Pentingnya tabungan untuk akumulasi modal.

4. Pentingnya perdagangan luar negeri.

3. Teori Neo Klasik

Menurut teori neo klasik pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertumbuhan penyediaan factor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Secara matematis teori pertumbuhan neoklasik dapat dinyatakan sebagai berikut :

Qt = Tt. Kta. Ltb

Qt = tingkat produksi pada tahun t

Tt = tingkat teknologi pada tahun t

Kt = jumlah stock modal pada tahun t

Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t

a+b = pertumbuhan output yang disebabkan oleh kenaikan modal dan jumlah tenaga kerja.

4. Teori Keynesian : Harrod – Domar

Asumsi – asumsi :

1). Perekonomian hanya ada 2 sektor ; RT dan perusahaan.

2). Perekonomian dalam kejadian Full Employment.

3). Besarnya COR (Capital Output ratio = ∆ K ) tetap

∆ Y

4). Besarnya MPS (Marginal Propensity to Save = ∆ S ) tetap

∆ Y

5). Besarnya tabungan proporsioanl dengan pendapatan nasional ( makin ↑Y → makin ↑S )

Teorinya secara ringkas dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

                                                         g = s/k – p, di mana: 

g = Rate of economics growth

s  = MPS, marginal propensity to save atau: perubahan tabungan dibagi dengan perubahan pendapatan

k = COR, capital output ratio, atau perbandingan antara modal dengan pendapatan

p = population, jumlah penduduk selama periode tertentu

Jadi menurut Harrod – Domar = g dipengaruhi oleh s, k dan p.

Kelemahan Teori Harrod – Domar :

1). MPS ternyata tidak konstan

2). COR ternyata tidak konstan

3). Harga – harga juga tidak konstan.

5. Teori Schumpeter

Sistem kapitalisme merupakan system terbaik (walaupun nanti pada akhirnya system ini mengalami stagnasi).

Menurut Schumpeter factor utama penentu perkembangan ekonomi dalam peranan inovasi dari para investor / wiraswasta (entrepreneur).

Inovasi mempunyai 3 pengaruh, yaitu :

1). Diperkenalkannya teknologi baru.

2). Menimbulkan “keuntungan lebih” dari sumber akumulasi modal.

3. Inovasi dapat menyebabkan proses “imitasi” / peniruan teknologi oleh pengusaha-pengusaha lain.

Syarat penunjang inovasi :

1). Tersedianya pelaku-pelaku yang cukup (= wiraswasta)

2). Lingkungan social, politik, keamanan dan teknologi yang dapat merangsang semangat inovasi dan ide – ide untuk inovasi.

Runtuhnya Sistem Kapitalis ( menurut J. Schumpeter ) :

1. Sistem kapitalis merupakan system yang paling cocok bagi timbulnya inovasi, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga system ini sangat cocok bagi negara sedang berkembang untuk diterapkan.

2. Dalam jangka panjang system kapitalis dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dan sekaligus distribusi pendapatannya akan lebih merata. Distribusi pendapatan yang merata ini disebabkan oleh adanya inovasi – inovasi yang akan mengarah kepada barang – barang yang dikonsumsi oleh orang banyak sehingga barang – barang tersebut menjadi melimpah.

3. Tetapi dalam jangka panjang system kapitalis lama kelamaan akan “runtuh”, karena adanya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju kearah system yang lebih bersifar sosialistis. Ciri – ciri dari ssitem kapitalis itu sendiri akan berubah justru karena kesuksesannya dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan semakin makmurnya masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari system kapitalis asli. Sistem tunjangan social bagi pengangguran dan orang – orang tua semakin meluas, system sekolah murah, gratis semakin banyak, dan lain – lain.

6. Teori Ketergantungan

Teori ini pertama kali dikemukakan / dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 1960 an. Menurut teori ini ketergantungan negara – negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut “tergabung” (incorporated) ke dalam system ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah “pinggiran” didaerah negara – negara metropolitan yang kapitalis.

Daerah “pinggiran” ini dijadikan daerah – daerah jajahan dari negara – negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen bahan mentah bagi kebutuhan industri negara – negara metropolitan tersebut, dan sebaliknya merupakan konsumen barang – barang jadi yang dihasilkan oleh negara – negara metropolitan tersebut. Dengan demikian timbul struktur ketergantungan dari negara – negara Amerika Latin kepada negara – negara metropolitan tersebut.


BAB IV

TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
( Baca teori – teori : F. List, B. Hildebrand, K. Bucher, W.W. Rostow, dll )


BAB V

BEBERAPA ASPEK MENGENAI PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

5.1. PENGANTAR

Salah satu perintang pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang adalah adanya “ledakan penduduk” (population explotion) dan “tekanan penduduk” (population pressure).

Ada teori yang membahas tentang jumlah penduduk yang seharusnya atau cocok bagi suatu negara. Teori ini dikenal sebagai “teori penduduk optimum” yaitu jumlah penduduk yang dapat memberikan / menghasilkan tingkat upah riil / pendapatan riil perkapita yang maximum.


.
5.2. PERANAN PENDUDUK


Peranan Positif :

 a. Meningkatkan kegiatan ekonomi asal diimbangi dengan peningkatan pendidikan dan ketrampilan

b. Memperkuat pertahanan suatu negara (defense),  misalnya : RRC, Indonesia dan  India
Peranan negatif : dapat mengurangi atau menghambat kenaikan income riil perkapita.


5.3. ASPEK – ASPEK PENDUDUK DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
4 Aspek utama :

1. Perkembangan yang sangat tinggi

2. Struktur umur yang tidak menguntungkan

3. Distribusi penduduk yang tidak merata

4. Tenaga kerja terdidik sangat sedikit

Struktur umur tidak menguntungkan ini terjadi karena sebagian besar penduduk di negara sedang berkembang adalah penduduk usia muda ( 0 – 15 th ) dan mereka semua konsumen bukan produsen.


5.4. MENGATASI MASALAH KEPENDUDUKAN

1. Turunkan angka kelahiran ( KB )

2. Penghapusan keterbelakangan

3. Penghapusan kemiskinan absolute

4. Pengurangan kesenjangan

5. Pengurangan pengangguran

6. perluasan kesempatan belajar, khususnya pada wanita

7. Peningkatan gizi

8. Peningkatan kesehatan

9. Transmigrasi


BAB VI

KAPITAL DALAM PEMBANGUNAN

6.1. PENGERTIAN DAN FUNGSI KAPITAL
Kapital : semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan (baik langsung maupun tidak langsung) dalam produksi untuk menambah out put.
Pengertian kapital dapat berupa :

Human capital (seperti pendidikan, keahlian, keterampilan, pengetahuan tekhnik, kesehatan) dan non human capital (seperti pabrik, bangunan, alat – alat / mesin – mesin produksi, dll).

Fungsi kapital ( dapat meningkatkan produktivitas sehingga kegiatan ekonomi meningkat, pertumbuhan ekonomi meningkat ).


6.2. SUMBER – SUMBER KAPITAL


A. Sumber – Sumber Fisik

Realokasi factor – factor produksi dari penggunaan yang kurang efisien ke penggunaan yang lebih efisien (seperti factor-faktor produksi yang menganggur yang dapat terdapat di desa – desa ) dapat digunakan bagi pembangunan.


B. Sumber – Sumber Finansial

1. Tabungan masyarakat (Voluntary Saving)

2. Pajak (Forced Saving)

3. Tabungan pemerintah (Revenue – Expenditure)

4. Pinjaman pemerintah ( Dalam negeri / Luar negeri )

5. Unflasi (Invisible Tax) / pajak yang tidak nampak

6. Investasi asing.


6.3. RENDAHNYA AKUMULASI KAPITAL DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG.

Akumulasi kapital di negara sedang berkembang biasanya sangat rendah. Hal ini karena adanya suatu “lingkaran yang tidak berujung pangkal” / “lingkaran setan” atau vicious circle.

E = Education / Pendidikan

S = Saving / Tabungan

Y = Pendapatan

I = Investasi

P = Produktivitas


Tabungan di negara sedang berkembang juga sangat rendah, Menurut Ragnar Nurkse ; rendahnya tabungan ini karena adanya “demonstration effect” (efek meniru gaya hidup dari negara – negara maju oleh negara sedang berkembang). Pendapatan yang rendah itu semua digunakan untuk konsumsi.

Segi negatif dari “demonstration effect” :

1. Dapat menurunkan tabungan masyarakat karena hasrat berkonsumsi menjadi lebih besar.

2. Meningkatnya impor barang – barang konsumsi oleh negara sedang berkembang sehingga merupakan pemborosan.
Segi positifnya antara lain :

1. Beberapa barang yang mula – mula untuk kepentingan konsumsi, setelah dibawa ke negara lain dapat menjadi alat produksi.

2. Dapat mempengaruhi kebudayaan masyarakat suatu negara sehingga mudah untuk mengadakan perubahan – perubahan ( positif ) dalam masyarakat.

3. Dapat memperluas lapangan pekerjaan.
Negara sedang berkembang pada umumnya mengimpor barang setengah jadi untuk kemudian diubah menjadi barang jadi (konsumsi akhir) misalnya : radio, minuman, pengepakan, assembling, dll. Yang menurut Hirsman ini merupakan daerah kantong industri impor (enclear impor industri) industri yang menghasilkan barang ini sangat cocok bagi permulaan industrialisasi karena :

1. Resiko dari kualitas barang yang dihasilkan akan kecil karena industri tersebut sebagian besar tergantung kepada impor bahan – bahan / barang – barang yang diolahnya.

2. Industri ini hanya membutuhkan modal yang sangat sedikit.

3. Industri ini dapat mendidik bagi wiraswasta local untuk melakukan bisnis.

4. Industri ini akan mendorong adanya expansi produksi dalam negeri bagi barang – barang yang dibutuhkannya.

5. Kapital akan lebih tertarik pada industri – industri ini daripada yang semuanya berasal dari dalam negeri.
Adapun cara menaikkan tabungan antara lain :

1. Pembentukan koperasi kredit

2. Meningkatkan pajak.

3. Dengan inflasi

4. Dengan pinjam dana di luar negeri

6.4. PENGGUNAAN KAPITAL
Dalam menggunakan capital / investasi hendaknya negara sedang berkembang menggunakan criteria – criteria sebagai berikut :

1. Kriteria Neraca Pembayaran

Investasi hendaknya digunakan untuk meningkatkan volume ekspor. Misalnya : dengan mendirikan industri substitusi impor atau dengan meningkatkan produksi barang – barang untuk di ekspor.

2. Kriteria Produktivitas Sosial Marjinal.

Investasi hendaknya digunakan pada proyek – proyek yang diharapkan dapat memberi hasil tertinggi atau investasi yang paling menguntungkan / yang mempunyai ICOR terendah. (ICOR = Incremental Capital Output Ratio).

3. Kriteria Intensitas Faktor – Factor Produksi.

Hendaknya dipilih teknologi yang menghemat penggunaan capital, yaitu capital sedikit menghasilkan output yang banyak.

4. Kriteria Bagian Investasi Kembali.

Hendaknya investasi ditingkatkan terus untuk memaximumkan output perkapita dimasa dating.

5. Kriteria Operasional

Tingkat perputaran capital harus tinggi, keuntungan social harus ada, harus membawa pengaruh positif terhadap neraca pembayaran.

6. Kriteria rasio ongkos manfaat (benefit cost ratio)

6.5. BESAR KECILNYA INVESTASI

1. Teori usaha perlahan – lahan (beragual).

Sebaiknya investasi jangan terlalu besar guna mendorong industri sebab resiko dan kekeliruan – kekeliruan akan terlalu besar untuk dipikul oleh negara sedang berkembang tersebut.
2. Teori Dorongan Besar (big push)

Investasi hendaknya dilakukan secara besar – besaran untuk mengatasi kenaikan jumlah penduduk yang juga meningkat pesat sehingga diharapkan angka kemiskinan menurun output meningkat.


6.6. PEMBANGUNAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG
Pembangunan Seimbang ( Balance Growth )

Adalah suatu pembangunan dimana investasi harus dilakukan secara menyebar kesemua sector sehingga memperluas pasar antara satu sector dengan sector yang lain, ini harus dilakukan karena sector satu dengan sector yang lain saling berhubungan erat jadi investasi tidak boleh hanya terbatas pada satu sector saja.

Pembangunan Tidak Seimbang ( Inbalance Growth )

Adalah suatu pembangunan dimana investasi hanya dilakukan terbatas pada satu sector saja.


6.7. SEKTOR PERTANIAN ATAU SEKTOR INDUSTRI
Pada umumnya orang mengatakan bahwa negara sedang berkembang sebaiknya melakukan investasi pada sector industri untuk memaximumkan output. Tetapi orang – orang yang bekerja di sector industri juga harus diberi makan dari sector pertanian, oleh karena itu harus ada upaya – upaya lain di sector pertanian untuk menyediakan bahan makanan bagi mereka yang bekerja di sector industri. Misalnya : mekanisme pertanian dengan menggunakan traktor / mesin – mesin yang lain, pupuk, alat – alat transportasi yang lebih baik, dll. Contoh : Denmark dan Selandia Baru adalah contoh dimana sector agrarisnya dapat meningkatkan standar hidup industri besar.

6.8. PERANAN PEMERINTAH


Peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi tidak perlu sama antara negara satu dengan lain karena hal ini tergantung kepada lingkungan social tingkat perkembangan ekonomi, keadaan politik, pengalaman – pengalaman dalam perusahaan negara, efisiensi administrasi pembangunan, dll.
Peranan pemerintah dapat disebabkan misalnya :

• Melakukan perluasan penggunaan sumber – sumber alam melalui fasilitas obat – obatan.

• Pendidikan yang meningkat

• Irigasi

• Perluasan pertanian

Peranan lain dibidang non ekonomi adalah :

• Memperkuat pertahanan militer, dll.


BAB VII

SUMBER DAYA ALAM BAGI PEMBANGUNAN


7.I. PERANAN SUMBER DAYA ALAM



Hingga tahun 1930 pada umumnya orang mengatakan bahwa kemunduran perekonomian suatu negara disebabkan oleh sedikitnya sumber daya alam di negara tersebut, bagaimana sekarang ? ternyata pendapat tersebut salah, buktinya negara – negara yang terkenal miskin sumber daya alam seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapore, dll perekonomiannya sangat maju bahkan lebih maju daripada negara – negara yang terkenal kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia, dan lain-lain.
Peranan sumber daya alam suatu negara justru semakin menurun bila perekonomian negara tadi semakin berkembang.


7.2. MACAM – MACAM SUMBER DAYA ALAM
1. Renewable Resources ( sumber daya alam yang dapat diperbaharui )

Misalnya : Flora, fauna.

2. Unrewenable Resources ( sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui )

Misalnya : Minyak bumi, batu bara, logam, dll.

3. Inexhaustibel Resources ( sumber daya alam yang tidak dapat diganti )

Misalnya : Energi matahari, udara, air hujan, dll.


D.H. MEADOWS mengatakan bahwa; semakin terbatasnya sumber daya alam tersebut dapat mengancam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut dia terdapat korelasi yang terbalik antara pertumbuhan ekonomi dengan sumber daya alam artinya kalau pertumbuhan ekonomi meningkat maka ketersediaan sumber daya alam semakin menurun.
Ada 2 pertanyaan penting yang berkaitan dengan sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi, yaitu :

1. Apakah sumber daya alam itu membatasi pertumbuhan ekonomi.

2. Berapa tingkat penggunaan sumber daya alam itu dianggap optimal.
Dalam hubungannya dengan masalah lingkungan alam ada 3 pertanyaan penting, yaitu :

1. kerusakan – kerusakan apakah yang timbul akibat adanya pencemaran.

2. Bagaiman cara melindungi lingkungan alam tadi.

3. Bagaimana melakukan pengawasan lingkungan dari perbuatan orang – orang yang tidak bertanggung jawab.

7.3. ISU POKOK SUMBER DAYA ALAM
Beberapa isu pokok mengenai sumber daya alam adalah :

1. Berapa lama dan dalam kondisi apa kehidupan manusia dapat berlangsung terus dibumi ini dengan ketersediaan sumber daya alam yang semakin terbatas.

2. Lokasi persediaan sumber daya alam yang diketahui seperti minyak bumi, tapi persediaannya makin menipis.

3. Adanya pergeseran sumber daya alam yang dapat diperbaharui menjadi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya : ikan paus, batu bara, dll.

4. Penggunaan sumber daya alam yang terlalu rakus dimasa lalu.

5. Apakah kita mengerti peranan dan pentingnya sumber daya alam dan lingkungan alam sebagai factor – factor penting bagi pertumbuhan ekonomi.

6. Kita semakin tergantung pada sumber daya alam yang semakin rendah kualitasnya.

7. Semakin memburuknya keadaan lingkungan.

8. Peranan mekanisme pasar dalam menentukan bagaimana sumber daya alam itu dikelola sepanjang waktu.


BAB VIII

TEKNOLOGI DAN FUNGSI WIRASWASTA
8.1. PENGERTIAN TEKNOLOGI
Teknologi berarti suatu perubahan dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknik produksi yang ada. Perubahan teknik ini menyebabkan kenaikan produksi dengan sumber – sumber yang sama atau jumlah output yang sama tetapi dengan input yang lebih sedikit atau mungkin pula berupa barang – barang yang baru yang punya kegunaan yang lebih banyak, misalnya : seorang petani menggunakan bibit yang lebih baik atau mengganti bajak dengan traktor, dll.


8.2. PENYEBARAN TEKNOLOGI
Penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini lebih mudah daripada masa lalu. Pada masa sekarang larangan – larangan ekspor barang – barang yang berteknologi tinggi hamper tidak ada lagi.
8.3. FUNGSI WIRASWASTA
Apabila perkembangan ekonomi merupakan hasil penerapan teknologi maka haruslah ada seseorang / segolongan orang yang berbuat untuk menerapkan kombinasi – kombinasi baru sumber – sumber produksi untuk kegiatan – kegiatan produktif, dengan kata lain haruslah ada orang yang membuat keputusan untuk mengganti cara – cara yang lama dengan cara – cara yang baru. Perbuatan ini menunjukkan suatu inovasi yang disebut fungsi wiraswasta ( entrepreneur function ). Dalam arti luas fungsi wiraswasta harus dapat diartikan dalam segala keadaan baik dalam keadaan masyarakat kapitalis, sosialis, atau pembangunan ekonomi pada umumnya. Dalam arti sempitberarti bahwa sifat dari fungsi itu terbatas pada inovasi, misalnya mengkombinasikan factor – factor produksi.


8.4. TIPE – TIPE / JENIS – JENIS SEMANGAT WIRASWASTA
1. Inovative Enterpreneur

Artinya wiraswasta bersifat sangat agresif dalam percobaan – mpercobaannya dan selalu tertarik pada kemungkinan – kemungkinan untuk dapat dipraktekkan.
2. Initiative Enterpreneur

Artinya wiraswasta yang siap untuk menggunakan inovasi – inovasi yang berhasil ditemukan oleh inovatif entrepreneur diatas (1).
3. Fabian Enterpreneur

Artinya wiraswasta yang punya sifat penuh kehati – hatian dan keragu – raguan, ia hanya akan meniru apabila inovasi itu jelas menguntungkan.
4. Drone Enterpreneur

Artinya wiraswasta itu suka menolak dalam menggunakan kesempatan untuk mengubah produksi walaupun dengan biaya yang sangat rendah, ia tidak menjalankan fungsi wiraswasta tetapi bila ia mempunyai kesempatan untuk melakukan inovasi mungkin ia ingin merubahnya menjadi salah satu tipe inovasi yang lain apabila ada dorongan yang efektif yang dapat diketemukan.
8.5. MACAM – MACAM INOVASI
1. Labor Intensive

Artinya menggunakan lebih banyak tenaga kerja dan menghemat mesin.
2. Capital Intensive

Artinya menggunakan lebih banyak modal dan menghemat tenaga kerja.
3. Cost Reducing

Artinya penurunan biaya produksi. Contoh : penggunaan metode – metode baru, sumber bahan mentah baru, pemakaian bentuk organisasi yang lebih baik, dll.
4. Demand Increasing

Artinya peningkatan jumlah permintaan. Contoh : memperkenalkan barang – barang baru dengan kualitas baik dan pembukaan pasar – pasar baru.

8.6. MOTIF – MOTIF INOVASI
A. Negara Barat

1. Profit Motive

Artinya dorongan untuk mencari keuntungan.

2. Defensive and Expensive Motive

Artinya dorongan untuk mempertahankan organisasi dan mengembangkan orang tersebut serta dapat bertahan di tengah – tengah persaingan.
3. Prestige

Artinya motive untuk mempertahankan kedudukannya sebagai manajer atau untuk menjaga prestise.

4. Society’s Pressure

Artinya ada tekanan dari masyarakat agar kita melakukan inovasi, misalnya usaha untuk mengurangi kecelakaan / penerbangan / KA / Transportasi darat lain maka diperlukan inovasi baru agar kecelakaan tadi berkurang.
B. Negara – Negara Komunis.

Berasal dari idiologi partai, jadi motif – motif yang berasal dari persaingan dan usaha – usaha penjualan tidak ada.
C. Negara – Negara Sedang Berkembang.

Motifnya dapat berbeda – beda tergantung sistim politik dan sistim ekonomi yang mereka anut. Kalau mereka menganut sistim kapitalis maka mereka juga menaganut motif – motif yang berasal dari barat, sebaliknya jika mereka menganut sosialis komunis maka mereka menganut motif – motif dari negara – negara komunis tersebut.


8.7. EFISIENSI INOVASI
Pada umumnya motif yang ada pada masyarakat diberbagai negara tidak akan menghasilkan inivasi kecuali apabila orang – orang itu yakin bahwa keuntungan yang akan diperolehnya lebih besar dari kerugian yang akan dideritanya.
Halangan – halangan dalam menggunakan inovasi baru dapat berupa :

1. Factor – factor ekonomis

2. Factor Sosialis

3. Adanya tekanan dari beberapa orang yang berkuasa.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan supaya inovasi dinegara berkembang berhasil, yaitu :

1. Terlebih dahulu mendapatkan pengertian yang mendalam tentang system kebudayaan dimana perubahan – perubahan akan terjadi dan kemungkinan – kemungkinan akibat yang terjadi dari inovasi tersebut.

2. Perkenalan inovasi itu harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bukan kebutuhan orang luar.

3. Teknik yang baru hendaknya cocok dengan prinsip – prinsip kemasyarakatan yang ada.

4. Penyesuaian dengan keadaan disitu harus berlahan – lahan.

5. Perlu untuk memelihara atau melindungi saluran – saluran untuk kemajuan dan kepuasan dalam harapan – harapan. Misalnya : pemimpin desa / agama yang berpengaruh.
8.8. MENAMBAH JUMLAH WIRASWASTA
1. Perlu mempunyai orang – orang yang punya kemampuan dan harapan untuk inovasi.

2. Perlu penambahan sumber – sumber capital.

3. Meningkatkan bentuk organisasi yang dipakai dalam perusahaan.

4. Pemerintah sebaiknya membantu meningkatkan skill untuk keterampilan kepada masyarakat.

5. Pemerintah sebaiknya memberikan bantuan kepada para petani berupa bantuan tanah ( land refarm ) sehingga para petani tersebut terdorong untuk bekerja lebih efisien.
BAB IX

SYARAT – SYARAT UMUM BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI



Menurut Baldwin dan Meier ada enam syarat yang diperlukan bagi negara sedang berkembang agar perekonomiannya dapat berkembang, yaitu :

1. Adanya kekuatan dari dalam ( indegeneus forces ) untuk berkembang.

Artinya kekuatan yang ada pada masyarakat itu sendiri berkembang, ini sangat penting untuk terjadinya perkembangan.
2. Adanya mobilitas factor – factor produksi.

Artinya untuk meningkatkan mobilitas factor – factor produksi perlu dilakukan usaha – usaha sebagai berikut :

a. Menaikkan jumlah barang modal

b. Menaikkan jumlah penduduk sebagai produsen.

c. Menaikkan tingkat usaha produktif.
3. Adanya akumulasi capital.

Artinya akumulasi capital dapat terwujud kenaikan dalam volume tabungan riil masyarakat sehingga sumber – sumber uang yang semula untuk tujuan – tujuan konsumtif dapat diarahkan untuk tujuan – tujuan produktif untuk meningkatkan akumulasi capital maka tingkat investasi itu harus dinaikkan dengan beberapa cara sebagai berikut :

a. Tingkat tabungan dinaikkan dengan membatasi konsumsi (missal dengan menaikkan pajak).

b. Pemerintah menjual obligasi negara.

c. Pembatasan impor barang – barang konsumsi dan bila mungkin membatasi impor barang – barang modal.

d. Dengan inflasi karena dalam inflasi konsumsi riil berkurang.

e. Memindahkan pengangguran tersembunyi dari sector pertanian ke sector industri / jasa saja.

f. Dengan mengadakan pinjaman dari luar negeri.

g. Memperluas sector perdagangan luar negeri.
4. Kriteria / arah investasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Artinya hendaknya diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

a. Pendapatan Perkapita

Artinya type investasi hendaknya bersifat produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. Pendapatan Nasional

Artinya investasi hendaknya diarahkan pada pemerataan pendapatan masyarakat, jadi bukan sekedar menaikkan pendapatan nasional saja.
c. Faktor Waktu

Artinya waktu juga harus diperhatikan, misalnya dalam waktu 5 tahun yang akan dating maka investasi yang paling menguntungkan adalah barang X tetapi 5 tahun yang akan datang barang X tadi belum tentu menguntungkan lagi.
d. Kepentingan Masyarakat

Artinya kepentingan masyarakat investasi juga harus memperhatikan kebutuhan masyarakat yang paling mendesak terutama konsumsi masyarakat.

e. Unsur Pasar

Artinya investasi tidak hanya ditekankan pada produksi saja tetapi seharusnya juga mengenai pada ada tidaknya pasar untuk menjualnya sehingga investor tidak akan mengalami kerugian.

f. Titik Pertumbuhan

Artinya :

• Tidak banyak membutuhkan capital

• Mempunyai pasar karena keuntungan ekonomis external yaitu sudah dipunyainya hubungan dengan industri – industri yang ada.

• Titik pertumbuhan ini akhirnya akan menyebar keseluruh sector pertanian.
g. Pertumbuhan seimbang

Artinya mengenai titik pertumbuhann maka Baldwin dan Meier mengatakan bahwa investasi pada titik pertumbuhan harus dinyatakan / ditambah dengan adanya 2 pertimbangan, yaitu :

• Kriteria neraca pembayaran dan criteria produktifitas

Artinya investasi seharusnya mengarah pada perbaikan neraca pembayaran dan peningkatan produktifitas.

• Pertumbuhan seimbang (balance growth)

Artinya hendaknya investasi diarahkan kesemua sector, karena sector – sector tadi saling bergantung dan saling melengkapi satu sama lain.
h. Teknik Produksi

Artinya investasi hendaknya diarahkan pada pemulihan teknik produksi yang akan dipakai, misalnya teknologi padat modal (capital intensive) atau teknologi padat karya (labor intensive).
5. Penyerapan capital.

6. Stabilitas dan nilai serta len\mbaga – lebaga yang ada.

No comments:

Post a Comment