Saturday, June 12, 2010

SKB

DAFTAR ISI



Kata Pengantar .................................................................... I
Daftar Pustaka ………………………………………………… ii
Daftar Isi ..................................................................... 1


BAB I Wawasan Studi Kelayakan Bisnis ......................… 2
BAB II Aspek Pasar …………............................................ 5
BAB III Aspek Pemasaran …...................................……. 8
BAB IV Aspek Tehnik dan Tehnologi ……….................…. 12
BAB V Aspek Manajemen .....................................……. 16
BAB VI Aspek SDM (Sumber Daya Manusia) ……. .......… 20
BAB VII Aspek Finansial ………...................................…... 23
BAB VIII Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik ……………….. 24
BAB IX Aspek Lingkungan Industri ……….....................… 26
BAB X Aspek Yuridis ………....................................……. 28
BAB XI Aspek Lingkungan Hidup ……….......................... 29
BAB XII Antisipasi Resiko ………................................…. 32BAB I
WAWASAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


I. Pengertian “Bisnis” dan “Perusahaan”

Bisnis berasal dari “Business” artinya seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang – orang yang berkecimpung dibidang perniagaan, dalam rangka memperbaiki standar dan kualitas hidup mereka.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli serta diharapkan akan memberi laba pada pemiliknya.

II. Studi Kelayakan Proyek VS Studi Kelayakan Bisnis
a. Studi Kelayakan Proyek (SKP) merupakan suatu penelitian tentang layak/tidak suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu.
b. Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah SKP plus operasionalisasi secara rutin dalam rangka pencapaian laba yang maksimal untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, misalnya perencanaan peluncuran produk baru
III. Bisnis di Bidang Jasa
Semakin maju suatu negara, industri yang dimilikinya semakin didominasi oleh industri jasa. Perkembangan industri jasa selama beberapa yahun terakhir ini memang sangat pesat, jauh lebih pesat dibanding perkembangan industri manufaktur.
a. Faktor – faktor penyebab :
1. Perubahan regulasi
2. Swastanisasi perusahaan – perusahaan pemerintah
3. Komputerisasi dan inovasi tehnologi
4. Perkembangan waralaba
5. Ekspansi leasing dan bisnis persewaan
6. Pertumbuhan pusat – pusat jasa dalam perusahaan manufaktur
7. Tekanan finansial terhadap organisasi – organisasi publik dan nirlaba
8. Internasionalisasi bisnis jasa

Lingkungan bisnis jasa saat ini akan menghadirkan sejumlah implikasi penting terhadap perkembangan jasa ke depan, misalnya
a. Akan terjadi inovasi jasa
contohnya seperti saat ini banyak bermunculan belanja barang melalui internet yang dulu belum ada.
b. makin meningkatnya partisipasi konsumen terhadap jasa, misalnya :
bahwa konsumen mulai mencari – cari sendiri berita yang dibutuhkan dan tersedia di internet sehingga peran surat kabar berkurang.
c. makin meningkatnya kandungan jasa pada barang – barang tertentu terutama barang – barang konsumsi, seperti : radio, televisi, HP, mobil dll. yang pengoperasiannya lebih mudah.

9. Karakteristik Jasa :
a. Intangible
Artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, atau dicicipi, maupun disentuh, serta tidak dapat disimpan.
b. Variety
Artinya output jasa bervariasi sehingga sulit dibuat suatu standar, misalnya : untuk suatu produk jasa yang sama setiap individu konsumen ingin dipenuhi keinginannya dengan cara yang berbeda – beda.
c. Perishability
Artinya jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi, atau dikembalikan.




IV. Manfaat SKB
a. Investor
b. Kreditur
c. Manajemen perusahaan
d. Pemerintah dan masyarakat
e. Tujuan pembangunan ekonomi

V. Tahapan – tahapan dalam SKB
a. Invention of Idea (menemukan ide)
b. Research (penelitian)
c. Evaluation (bagi proyek yang sedang,akan,dan sudah dioperasikan)
d. Proposal of Feasible Business
e. Implementatin Plan
f. Implementation

VI. Hasil dari SKB
Adalah berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis. Dokumen ini memperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai – nilai positif / negatif bagi aspek – aspek yang diteliti sehingga dapat dinyatakan sebagai proyek yang layak / tidak layak.

VII. Etika dalam SKB
Aspek moral dan etika dalam berbisnis merupakan hal yang sangat penting, sebab hasil – hasil SKB yang berlandaskan pada analisis – analisis ilmiah saja belum cukup karena mereka dapat saja dimanipulasi.
BAB II
ASPEK PASAR

1. Pengantar
Sebelum melakukan bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potebsial dilakukan terlebih dahulu sehingga produk – produk perusahaan dapat masuk ke pasar tersebut.

II. Pengertian Pasar
“Pertemuan” antara kekuatan pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi.
Saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
Suatu kelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar – menawar sehingga terbentuk harga.
Menurut STANTON :
Kumpulan orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
Ada 3 (tiga) faktor penunjang terjadinya pasar:
Orang dengan segala keinginannya.
Daya belinya.
Tingkah laku dalam pembeliannya.

III. Pengertian Permintaan dan Penawaran
a. Permintaan
Menurut Ilmu ekonomi Permintaan (demand) adalah seluruh jumlah barang yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu.
Sedang pengertian Permintaan Efektif adalah kekuatan tenaga beli yang dimiliki oleh konsumen.
Permintaan potensial adalah permintaan yang didasarkan pada kebutuhan saja.
Menurut Hukum Permintaan:
Jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta cenderung
naik dan jika barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung turun (Ceteres Paribus).
Permintaan pasar adalah jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang :
Harga barang itu sendiri
Harga barang – barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut
Pendapatan komsumen
Selera konsumen
Jumlah penduduk dll

b. Penawaran
Penawaran adalah seluruh jumlah barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu.
Menurut Hukum Penawaran :
Jika harga barang turun, jumlah barang yang ditawarkan cenderung turun, dan jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan cenderung naik (Ceteres Paribus).

Faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang – barang lain
c. Biaya faktor produksi
d. Tujuan perusahaan
e. Kemajuan tehnologi











4. Bentuk Pasar
a. Persaingan Sempurna
Komsumen dapat menjual atau membeli tanpa ada batasan, asal tersedia.
b. Monopoli
Suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu penjual saja, tidak ada barang subtitusi.
c. Oligopoli
Perluasan dari pasar monopoli
d. Persaingan Monopolistik
Pasar merupakan campuran antara persaingan sempurna dan monopoli.

5. Pasar dari sisi Konsumen
Dibagi menjadi:
a. Pasar Konsumen yaitu pasar barang atau jasa untuk digunakan pribadi atau kebutuha keluarga.
b. Pasar Industri adalah pasar barang atau jasa yang dibeli/disewakan untuk badan/organisasi atau untuk produksi barang lainnya.
c. Pasar Penjual Kembali (Reseller) merupakan pasar yang terdiri dari perorangan atau organisasi (pedagang menengah) melakukan penjualan kembali.
6. Mengukur dan Meramal Permintaan
a. Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
· Mengestimasi total permintaan pasar yaitu total volume yang dibeli oleh kelompok konsumen, dalam wilayah dan waktu tertentu.
· Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar adalah memilih wilayah yang terbaik, alokasi anggaran pemasaran yang optimal.
· Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa pasar yaitu identifikasi penjualan sebenarnya, paa pesaing dan mengestimasi penjualan mereka.
b. Meramal Permintaan Mendatang
Manajemen perlu menelaah permintaan mendatang, survey niat pembeli, dll.
BAB III
ASPEK PEMASARAN

Aspek Internal perusahaan yang perlu dianalisis kelayakannya adalah aspek pemasaran, yang juga merupakan ujung tombak untuk tercapainya realisasi rencana penjualan.

A. Segmentasi, Target, Posisi Pasar
1.Segmentasi pasar
v Apek Geografis : Negara, propensi, Kabupaten/kotamadya.
v Aspek Demografis : Usia, Jenis kelamin, dan pendapatan.
v Aspek Psikografis : Kelas sosial, gaya hidup, kepribadian.
v Aspek Perilaku : Kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan sikap.
Segmentasi pasar haruslah dapat diukur, dijangkau besar segmentasi.

2. Menetapkan Pasar sasaran
Menetapkan segmen mana yang akan dilayani, walaupun segmen tersebut baik, namun tidak memiliki prospektif dalam jangka panjang akan di tolak. Dan meskipun segmen baik dan propektif dalam jangka panjang juga harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya.

3. Menentukan Posisi Pasar
Menentukan segmen pasar yang akan dimasuki dan posisi mana yang akan ditempati, yaitu dengan :
a. Mengindentifikasi Keunggulan Kompetitif
Apabila menawarkan suatu produk yang bermutu, harus menyerahkan yang bermutu pula.



b. Memilih Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya.

B. Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen
v Sikap Konsumen merupakan evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon secara konsisten, berkenaan dengan obyek / alternatif pilihan yang diberikan. Dapat berupa karakteristik atau sumber sikap dari pengalaman pribadi atau pengalaman kelompok.
v Perilaku Konsumen
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
a. Kebudayaan
b. Kelas sosial
c. Referensi keluarga dll.
v Kepuasan Konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara yang dia terima dengan yang diharapkannya.

C. Manajemen Pemasaran
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang / jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli.
v Analisis Persaingan :
Mencermati produk, harga, saluran distribusi, maupun promosi yang dilakukan oleh para pesaing.
1. Identifikasi Pesaing
a. Perusahaan menawarkan produk dan harga yang sama
b. Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama
c. Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama
d. Perusahaan yang bersaing merebut uang dari konsumen yang sama





2. Menentukan Sasaran Pesaing
a. Memaksimalkan laba
b. Memuaskan pelanggan
c. Indentifikasi strategi Pesaing
Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain, maka Semakin ketat persaingan mereka.menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing Perusahaan dapat melakukan reset pemasaran terhadap pelanggan, pemasok, dealer selanjutnya dianalisis.mengestimasikan Pola Reaksi Pesaing
Strategi, sasaran, program, kekuatan, dan kelemahan pesaing dapat dijadikan Sebagai indikator mentalitas. memilih Pesaing, Pesaing utama yang perlu dicermati :
v Bauran Pemasaran Produk Barang (4P yaitu Product, Price, Place, Promotion)
a. Kebijakan Produk
Barang konsumsi, barang industri, dan barang yang diolah kembali.

b. Kebijakan Harga
Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau mengunakan produk yang nilainya ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar maupun nilai tetap.

1. Faktor Internal : Sasaran untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka pendek, memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan Produk, mutu produk.

2. Faktor Eksternal : Pasar dan permintaan konsumen sebagai plafon (harga tertinggi). Faktor eksternal lainnya berupa inflasi, biaya bunga, resesi, booming, dan keputusan – keputusan pemerintah.





c. Kebijakan Distribusi
Perantara pemesaran untuk memasarkan produk, jenis perantara. Jumlah perantara, tanggung jawab anggota saluran masalah harga, hak wilayah, dan layanan khusus.

d. Kebijakan Promosi
Mengkomunikasikan produk kepada masyarakat agar produk tersebut dapat digunakan atau dibeli.

Bauran promosi terdiri dari :
1. Periklanan (advertising)
2. Promosi Penjualan (sales promotion)
3. Hubungan Masyarakat (public relation)
4. Penjualan Perorangan (personal selling)
BAB IV
ASPEK TEHNIK DAN TEKNOLOGI

Tujuannya untuk memastikan apakah secara teknis dan pilihan teknologi rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak.

A. Menejemen Operasional

Yaitu suatu fungsi kegiatan menejemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi yang dimaksudkan adalah mengubah masukan menjadi keluaran.
a. Pemilihan Strategi Produksi
Dikaji melalui penelitian/riset pasar.
b. Pemilihan dan Perencanan Produk yang akan diproduksi dari beberapa alternatif
c. Rencana Kualitas yaitu menentukan tolok ukur rencana kualitas produk dari tiap – tiap dimensi kualitasnya.
v Performence : Nilai guna / fungsional utama.
v Features : Menambah fungsi dasar.
v Reliability : Kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai fungsinya pada periode tertentu.
v Conformance : Tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya, atas dasar keinginan pelanggan.
v Durability : Refleksi umur ekonomis, ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
v Serviceability : Kecepatan kompetensi, kemudahan akurasi dalam memberikan layanan.
v Aesbetics : karakteristik bersifat individual.
v Fit and Finish : Sifat subyektif mengenai keberadaan produk sevagai produk berkualitas.
v Responsiveness : Respon atau kesiagaan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat dan tanggap.
v Assurance : Kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap jasa yang diberikan.
v Emphaty : Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.
v Tangibles : Penampilan fasilitas pisik seperti gedung, dan ruangan front office.
d. Pemilihan Teknologi
Untuk membawa efisiensi yang tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktifitas yang tinggi pula.
e. Rencana Kapasitas Produksi
Kemampuan pembatas dari unit produksi untuk memproduksi pada waktu tertentu.
f. Perencanaan Letak Pabrik
Perlu dianalisis karena sangat berpengaruh pada banyak aspek seperti biaya, akibatnya harga produk dalam persaingan pasar, akhirnya mempengaruhi kemampuan untuk menghasilkan laba.
Faktor yang perlu diperhatikan :
1. Letak konsumen potensial : pasar sasaran tempat produk yang dijual.
2. Letak bahan baku utama
3. Sumber daya manusia
4. Fasilitas transportasi dan pabrik
5. Lingkungan masyarakat
6. AMDAL






g. Perencanaan Tata Letak (layout)
1. Layout Pabrik : Letak mesin – mesin, leyak alat produksi, lajur pengangkutan barang
2.Tata Letak Kantor : Kemudahan Berkomunikasi, Fleksibel pemakaian ruangan, Struktur Organisai, sesuai dengan bentuk layanan birokrasi.
3. Tata Letak Gudang : dapat memudahkan aktivitas bongkar muat, keselamatan barang, dan lingkungan kerja.
4. Tata layout untuk industri jasa sangat memperhatikan pada persepsi pelanggan, eksterior dan interior cermin kualitas suatu jasa.

h. Perencanaan Jumlah Produksi
Jumlah yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit.

Faktor yang mempengaruhi :
1. Permintaan (aspek Pasar)
2. Kapasitas Pabrik : Kemampuan mesin menghasilkan produk, termasuk kemampuan Sumber daya manusia.
3. Suplai Bahan Baku, kontnuitas, fluktuasi harga, usia bahan baku.
4. Modal kerja : Kemampuan membiayai proses produksi.
· Metode Perencanaan Jumlah Produksi
1. Metode Break Even Point
2. Metode Marginal Cost dan Marginal Revenue
3. Metode Linier Programing

B. Menejemen Persediaan
Untuk mengatisipasi permintaan konsumennya yang meningkat tajam
1. Penentuan jumlah order : Melalui EOQ (economic order quantity)
2. Safety stock : jumlah persediaan yang harus dijaga model expected value dan kurva normal
3. Inventory system : Suatu cara yang menentukan bagaimana dan kapan suatu pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan barang. Ada 2 (dua) cara yaitu :
v Reorder point
v System priodic
v Materials Requitment Planning yaitu sistem perencanaan material lebih bersifat proaktif, perencanaan kedepan merupakan intinya.

C. Pengawasan Kualitas Produk
Melalui Trilogi yaitu perencanaan, perbaikan dan pengendalian.
Pengendalian kualitas dilakukan pada tahap operasi :
a. Evaluasi performance
b. Membandingkan rencana sasaran dengan aktual
c. Mengambil tindakan atas setiap penyimpangan


















BAB V
ASPEK MANAJEMENT

Tujuan studi aspek menejemen adalah untuk mengetahui apakah bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya

A. Perencanaan
1. Pendekatan membuat perencanaan
a. Pendekatan atas bawah (top down)
b. Pendekatan bawah atas (button up)
c. Pendekatan campuran
d. Pendekatan kelompok
2. Fungsi perencanaan dan rencana
a. penerjemeh kebijakan umum
b. perkiraan bersifat ramalan
c. fungsi ekonomi
d. memastikan suatu kegiatan
e. alat koordinasi
f. alat atau sarana pengawasan

3. Macam – macam perencanaan
v sisi jangka waktu
a. Jangka panjang : 20 – 30 tahun
b. Jangka menengah : 3 – 5 tahun
c. Jangka pendek : paling lama 1 tahun
d. Sisi tingkatan menejemen
perencanaan strategis : bagaimana menejemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Perencanaan operasional : bagian dari strategi operasional yang mengarah bidang fungsional perusahaan, identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan jangka pendek, implementasi kegiatan sehari – hari dalam jangka pendek.

4. Program kerja
Suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya dalam bentuk program kerja, perlu memperhatikan anggrannya.
a. Gantt Chart dan Gantt Milestone
b. PERT ( Program Evaluation and Revew Tehniqe)
c. NWP (Net Work Planning)
d. PKT (Pola Kerja Terpadu)
e. PIP (Performance Improvement Planning)
f. APP (Analis Persoalan Potensial)

5. Anggaran
Yaitu rencana yang disusun secara sistematik dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk periode tertentu dimasa yang akan datang.
a. Sistem Anggaran Tradisional, sistem anggaran ini disusun berdasarkan jenis pengeluarannya.
b. Anggaran Produksi : Perencanaan secara rinci, unit yang akan diproduksi.
c. Anggaran Bahan Baku : Perencanaan secara rinci penggunaan bahan baku langsung.
d. Anggaran Tenaga Kerja : Perencanaan terinci mengenai upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung untuk periode mendatang.
e. Anggaran Biaya PabriK (BOP) : biaya – biaya dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi.
f. Anggaran Variable : Perencanaan biaya – biaya tak langsung dan berubah – ubah sesuai dengan tingkat perubahan kegiatan produksi.
g. Anggaran Modal : Perencanaan pembelian Investasi, mesin, bangunan, jangka pengembalian lebih dari setahun.
10. Anggaran Piutang : Perencanaan atas penjualan kredit, beserta perubahan – perubahan dari tahun ke tahun.
11. Anggaran Kas : Terdiri dari rencana penerimaan, dan pengeluaran kas.
12. Sistem Anggaran Hasil Karya : sistem anggaran berdasarkan sasaran yang ingin dicapai.

Sistem PPBS (Planning Programming Budgeting System)
Sistem ini diterapkan pada perusahaan besar dan modern :
Tujuan / Sasaran yang harus dicapai
Kelangkaan / keterbatasan sumber daya
Cara / metode yang akan ditempuh

B. Pengorganisasian

1. Langkah pengorganisasian.
2. Asas organisasi meliputi tujuan organisasi, departemenisasi, pembagian kerja, koordinasi, pelimpahan wewenang, rentang kendali, jenjang organisasi, kesatuan perintah, fleksibelitas.
3. Struktur organisasi : dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar bagian dan posisi dalam perusahaan.
v Faktor penentu : struktur organisasi
v Bentuk organisasi : organisasi garis, organisasi fungsional, organisasi garis dan staff, organisasi gabungan, dan organisasi matrik.
v Prestasi organisasi : sejauh mana organisasi mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan masyarakat, tergantung dari keberhasilan melaksanakan tugas.

C. Penggerakan (actualing)

1. Fungsi penggerakan untuk mempengaruhi, melakukan sesuatu atau daya tolak, mendapatkan, memelihara, dan memupuk kesetiaan, menanamkan rasa tanggung jawab, dll.
2. Kepemimpinan untuk menggerakkan yang melibatkan orang lain.
3. Mempunyai wewenang untuk mengarahkan bawahan.

D. Pengendalian (Controlling)
Fungsi pokok adalah mencegah terjadinya penyimpangan, kesalahan, memperbaiki kesalahan, mendinamisasikan organisasi dengan mencegah sedini mungkin dan mempertebal rasa tanggung jawab.
Jenis – jenis pengendalian:
Metode pengendalian pendahuluan : standar kualitas, dan kuantitas yang layak dari berbagai input-an.
Metode pengendalian bersamaan (concurrent control) : memerlukan standar perilaku, kegiatan pelaksanaan dari kegiatan secara layak.
Metode pengendalian umpan balik (feedback controls) : standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai output.

Sistem Pengendalian yang efektif
1. Akurat : Informasi tentang hasil kerja harus akurat.
2. Tepat waktu : Agar tidak menunda perbaikan.
3. Obyektif dan Komprehensif : informasi yang digunakan untuk pengawasan, harus dipahami dan dianggap obyektif.
4. Dipusatkan pada pengendalian strategis.
5. Ekonomis : Pengeluaran yang minimal dengan hasil yang optimal.
6. Realitis : sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi.
7. Fleksible : agar jalannya tetap sesuai dengan harapan.
8. Perspektif dan Operasional : sistem pengawasan yang efektif harus dapat mengindentifikasikan tindakan korektif, apakah perlu diambil.
9. Diterima oleh anggota organisasi.



BAB VI
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Tujuan
Apakah pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya, dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia.

A. Perencanaan SDM
Memilih menejer proyek dan tim : kreteria seleksi, latar belakang dan pengalaman kepemimpinan serta keahlian strategi, kemampuan teknis, kemampuan kehumasan, kemampuan menejerial.

B. Analisis Pekerjaan
Merupakan suatu prosos untuk menentukan isi suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan itu dapat dijelaskan kepada orang lain. Berbentuk tertulis yang merupakan hasil analisis disebut deskripsi pekerjaan.

C. Rekruitment, Seleksi, dan Orientasi
1. Rekruitment yaitu kegiatan untuk mencari calon tenaga kerja yang sesuai dengan lowongan yang tersedia. Sumber dari depnaker, biro – biro, media massa dll.
2. Seleksi yaitu upaya sitematis yang dilakukan guna lebih menjamin, bahwa mereka yang dianggap tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.
Orientasi yaitu memperkenalkan pegawai baru kepada situasi kerja dan kelompok kerja yang baru.

D. Produktivitas

Yaitu perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan SDM yang digunakan, efektivitas yang mengarah pencapaian kerja yang maksimal, efisiensi berkaitan dengan upaya perbandingan antara masukan dengan realisasi penggunaan atau bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan.

E. Pelatihan dan Pengembangan
1. Pelatihan yaitu bertujuan memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan tehnik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang.
2. Pengembangan yaitu untuk menutupi kesenjangan (gap) kecakapan karyawan dan permintaan jabatan, juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja.

F. Prestasi Kerja
Menejemen dan karyawan memerlukan umpan balik atas kerja mereka. Hasil penilaian prestasi kerja (performance appraisal) dapat memperbaiki keputusan personalia untuk memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

G. Kompensasi
Sebagai sesuatu yang diterima atas balas jasa kerja mereka. Dapat berupa finansial (kompensasi langsung) atau berupa fasilitas (kompensasi tidak langsung).

H. Perencanaan Karier
Karier merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah maupun sedang dijalani. Urutan promisi jabatan lebih besar tanggung jawabnya, membentuk pola sistemtik dan jelas. Sejarah pekerjaan seseorang dengan serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja.

i. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Penentuan dalam pencegahan kecelakaan adalah pada diri karyawan
2. Mengembangkan perilaku yang aman dalam bekerja
3. Tehnik pencegahan kecelakaan secara spesifik
4. Standar keselamatan kerja dan memberi contoh yang baik
5. Kesehatan kerja termasuk fisik dan mental juga mempengaruhi produktivitas kerja
6. Ciptakan lingkungan yang aman dan sehat

H. Pemberhentian
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) disebabkan oleh :
1. Peraturan perundang – undangan
2. Keinginan perusahaan
3. Keinginan karyawan
4. Pensiun
5. Kontrak kerja telah berakhir
6. Kesehatan karyawan
7. Meninggal dunia
8. Perusahaan likuidasi

Dampak pemberhentian dapat berupa kerugian atas biaya – biaya yang timbul mulai dari : penarikan, seleksi, pengembangan dan pelatihan. Dari sisi karyawan kerugian atas kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
BAB VII
ASPEK FINANSIAL

A. Pengertian
1. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pengeluaran dan penerimaan perusahaan.
2. Aspek finansial terkait erat dengan masalah investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan.
B. Pengertian Investasi
v Investasi adalah segala pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk membeli barang – barang modal (mesin, kendaraan, tanah).
Macam – macam investasi :
a. Neto (net)
b. Gross (Bruto)

C. Pedoman Melakukan Investasi
a. Present Value (PV)
PV > 0
P = R1 + R2 + R3 + .... + R n
(1+r)1 (1+r)2 (1+r)3 (1+r)n
dimana :
Rn = aliran modal / tahun
n = Periode / waktu (tahun)
r = IRR = Internal rate return

b. IRR > bunga deposito
BAB VIII
ASPEK EKONOMI, SOSIAL, POLITIK

A. Pengertian
Dalam menyusun suatu SKB sangat diperlukan informasi dari luar perusahaan, untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberi peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis, juga untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah dilaksanakan.

B. Aspek Ekonomi
Banyak data makro yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk diolah menjadi informasi penting dalam rangka SKB, misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, investasi, kurs, valas, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri, neraca pembayaran dll.
Selain menjadikan data makro ekonomi sebagai input dalam SKB, hendaknya bisnis juga bermanfaat bagi pihak lain.
Sisi rencana pembangunan nasional
1 . kesempatan kerja bagi masyarakat
2 . menggunakan sumber daya lokal
3 . menghasilkan dan menghemat devisa
4 . menumbuhkan industri lain
5 . ikut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri
5. meningkatkan pendapatan nasional
Sisi distribusi nilai tambah
Sisi nilai investasi pertenagakerja
Hambatan – hambatan dibidang ekonomi, misalnya :
1 . iklim tropis
2 . produktivitas rendah
3 . modal sedikit
4 . nilai perdagangan luar negeri rendah
5 . angka pengangguran besar
6 . ketimpangan dalam industri
7. tekanan penduduk
8. kelemahan dalam sikap budaya/masyarakat
Dukungan pemerintah, misalnya :
1 . tarif
2 . kuota
3 . stabilitas harga
4 . proteksi
5. subsidi

C. Aspek Sosial
Aspek sosial menggambarkan hal – hal yang menyangkut tentang sosial masyarakat, seperti :
lapangan kerja
alih tehnologi
penelitian
pengaruh positif

D. Aspek Politik
Dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
“Good News” yaitu menguntungkan perekonomian
“Bad News” yaitu merugikan perekonomian
BAB IX
ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI

Pengantar
Aspek lingkungan industri lebih mengarah kepada persaingan, dimana bisnis perusahaan itu ada. Akibatnya faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan , termasuk kondisi perusahaan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna SKB.
Michael E. Porter mengemukakan konsep strategi persaingan yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 (lima) aspek utama yang disebut 5 (lima) kekuatan bersaing
Lalu R. E. Freeman merekomendasikan aspek yang ke-6 untuk melengkapinya, ke-6 aspek tersebut adalah :
1. Ancaman masuk pendatang baru
Masuknya perusahaan baru akan menimbulkan hal – hal seperti berikut :
a. kapasitas produksi dari perusahaan tersebut meningkat
b. terjadi perebutan pasar bagi perusahaan yang sudah ada
c. perebutan sumber daya produksi yang terbatas
Tentu saja hal – hal tersebut di atas menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Walaupun demikian, untuk memasuki persaingan perusahaan baru tersebut tidak mudah masuk karena ada sejumlah penghambatan seperti berikut :
v skala ekonomi ( modal, produksi)
v diferensiasi produk (hak paten produk)
v mencakup modal
v biaya peralihan
v akses ke saluran distribusi
v perusahaan baru tidak punya keahlian tehnologi, subsidi, konsensi bahan baku dll
v perusahaan baru, mungkin ada yang terkena daftar negatif investasi
v Persaingan sesama perusahaan

Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya:
jumlah pesaing
tingkat pertumbuhan industri
karakteristik produk (berkaitan dengan diferensiasi produk)
biaya tetap yang makin besar
kapasitas
hambatan keluar, artinya perusahaan akan tetap bertahan atau berusaha untuk tidak keluar dari pasar, demi menjaga aset – aset tertentu agar tidak hilang atau kesetiaan menejemen dalam bisnis
Ancaman dari produk pengganti
Barang pengganti (subtitusi) dapat menjadi ancaman bagi barang yang sudah ada sebelumnya, apabila barang tersebut kualitasnya sama atau lebih tinggi.
Kekuatan tawar-menawar dari pembeli
Pembeli mampu mempengaruhi perushaan untuk memotong harga atau meningkatkan mutu pelayanan atau mengadu perusahaan denga kompetitor.
Kekuatan tawar-menawar dari pemasok/suplier
Pemsok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk meningkatkan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pemasok, antara lain :
jumlah sedikit
produk atau layanan unik
tidak ada produk pengganti dll
Pengaruh kekuatan yang lain
Kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh – pengaruh kepentingan secara langsung kepada perusahaan, misalnya pemerintah, SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), lingkungan masyarakat kreditor, pemasok, asosiasi dagang, pemegang saham dll.
BAB X
ASPEK YURIDIS

A. Pelaku Bisnis
Pihak – pihak yang menjalankan bisnis cukup banyak , misal perusahaan persorangan, CV, Firma, PT, Perusahaan negara, dan koperasi. Sedang identitas pelaku bisnis perlu diketahui yaitu menyangkut masalah kewarganegaraannya, informasi bank, keterlibatan tindak pidana, hubungan keluarga dll.

B. Bisnis Apa Yang Akan Dilakukan
Bidang usaha, fasilitas, gangguan lingkungan, upah, perencanaan wilayah, dan status tanah.

C. Dimana Bisnis Akan Dilaksanakan
Berkaitan dengan perencanaan wilayah dan status tanah.

D. Waktu Pelaksanaan Bisnis
Berkaitan dengan aspek yuridis terhadap ijin pelaksaan proyek.

E. Bagaimana Cara Melaksanakan Bisnis
Misal, memakai modal sendiri, bantuan (pinjaman dari bank).

F. Peraturan dan Perundang – undangan
Berkaitan dengan cara pendirian, struktur permodalan, ADART, saham, RUPS, struktur organisasi (susunan pimpinan perusahaan), pengabungan (merger, perlindungan konsumen, pembubaran perusahaan dll. Semua itu dilakukan menurut peraturan dan perundang – undangan yang berlaku, mis : kepmen, SK dirjen, Perda, dll.


BAB XI
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

A. Tujuan Analisis Lingkungan Hidup
Untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup (udara, air) rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau tidak.

B. Analisis AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
a. Karena mengikuti undang – undang dan peraturan pemerintah mengharuskan demikian, sehingga memaksa pemilik perusahaan proyek untuk memperhatikan kualitas lingkungan.
b. Agar kualitas lingkungan tetap terpelihara dengan beroperasinya proyek – proyek industri.

C. Kegunaan AMDAL
Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan proyek
Dokumen penting (sumber informasi tentang kondisi lingkungan hidup pada waktu penelitian proyek, dan gambaran kondisi lingkungan hidup setelah proyek dibangun. Dokumen ini penting untuk evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas bisnis.)

D. Undang – undang dan Peraturan Pemerintah
Berlaku Internasional (DUNCHE)
Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment. Dunche ini merupakan badan PBB yang berdiri di Stockholm tahun 1972
Berlaku di dalam negeri
PP. RI No.51 Th 1993 dan SK menteri KLH No.10-15 tahun 1995







E. Komponen AMDAL
PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
KA (Kerangka Acuan)
ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)

F. Isi Laporan AMDAL
Berisi 3 (tiga) macam dokumen : ANDAL, RPL dan RKL.
































G. Sistematika Pengelolaan Lingkungan
1). USULAN PROYEK


2). Dengan PIL
Tanpa PIL


Pembuat KA

Dikaji Instansi bertanggung Jawab



Dikaji Instansi yang
Bertanggung Jawab
Perlu AMDAL
Tidak Perlu
AMDAL


Kerangka Acuan Disetujui



4). Membuat AMDAl


Dikaji Instansi yang
Bertanggung Jawab
AMDAL ditolak / Perlu diperbaiki

AMDAL Disetujui

5). Menyusun RPL
Menyusun RKL

Dikaji Instansi yang bertanggung Jawab


RPL dan RKL disetujui


7). Proyek dpat dilaksanakan
8). Aktivitas Pengelolaan Lingkungan
BAB XII
ANTISIPASI RESIKO

A. Pengertian Resiko ( Silalahi : 1977)
Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian
Resiko adalah probabilitas timbulnya kerugian
Resiko adalah suatu ketidakpastian
Resiko adalah penyimpangan aktual dari yang diharapkan
Resiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dengan yang diharapkan

B. Resiko pada Aspek SDM
Resiko pada para top eksekutif dan pekerja inti
(i) Kurang “sense of Leadership”
(ii) Sulit dikendalikan oleh dewan komisaris
(iii) Lemah
(iv) Tidak mampu menjawab perubahan lingkungan usaha dengan cepat dan tepat
(v) Struktur organisasi yang tidak eektif sehingga tenaga kerja menejerial sering mengerjakan hal – hal sifatnya teknis, yang seharusnya dikerjakan oleh staff
Resiko pada para karyawan
Kondisi kerja yang tidak baik, gaya menejerial yang tidak transparan, mempekerjakan wanita melebihi batas waktu yang ditetapkan, PHK, cuti, rekruitment pegawai dll.
Resiko dalam hubungan industri dan perselisihan
Kemungkinan adanya pemogokan, SPSI, dll.
Resiko stres dan kesehatan yang buruk
Resiko bila tidak beretika

C. Resiko pada Aspek Keuangan
Biaya produksi yang berlebihan
Biaya produksi naik, harga jual naik, sulit bersaing. Cara mengurangi biaya produksi :
a.1 efisiensi : kualitas tenaga kerja ditingkatkan, produk selalu “standby every time”.
a.2 otomatisasi, dll
Utang yang berlebihan
Jika perusahaan tidak mampu membayar utang, maka kredebilitas akan menurun. Utang memiliki efek yang membahayakan :
1. Beban perusahaan meningkat
2 . Perusahaan akan kehilangang kredibilitasnya
3 . Perusahaan sudah dapat dilikuidasi
Kredit yang berlebihan
Penyebab kredit yang berlebihan :
(i) ketergesaan menejemen, investasi meningkat terlalu cepat pada pabrik – pabrik baru, diversifikasi produk yang lemah, investasi pada saat yang tidak tepat, dll
(ii) ketidakaktifan menejemen, seperti :
a. kegagalan dalam merespon periode jatuhnya penjualan
b. kegagalan mencegah jatuhnya penjualan pada lokasi pasar yang ditentukan
c. harga barang terlalu tinggi atau harga dibawah harga pokok produksi
(iii) kenaikan nilai bunga
d. Nilai utang menjadi lebih tinggi
e. Kebutuhan modal kerja meningkat pesat








D. Resiko pada Aspek Pemasaran
Bagian ini memaparkan bagaimana masalah – masalah dibidang pemasaran dapat mengakibatkan menurunnya penjualan, serta rusaknya citra (image) perusahaan. Penjualan yang menurun, market share yang menurun, distribusi barang – barang yang menurun dll. adalah sebagian tanda – tanda kegagalan pemasaran, ini terlepas dari permasalahan – permasalahan yang ada, seperti :
1. Kebijakan pemerintah (pajakm program K3, limbah pabrik, dll)
2. Perubahan permintaan di pasar (strategi perusahaan)
3. Perang harga (oligopoli, perusahaan pesaing melakukan kampaye yang agresif dll)
4. Pemalsuan
5. “Performance” produk yang rendah
6. Promosi kurang
7. Kesalahan dalam merek
8. Kegagalan dalam mengembangkan produk baru
9. Masalah distribusi dll

E. Resiko pada Aspek Produksi/Operasi
1. Masalah pemasok (supplier) pengiriman terlambat, rusak, ada yang kurang, dll
2. kerusakan kualitas : penarikan kembali barang – barang di pasar, tidak aman untuk dikonsumsi,dll

F. Resiko pada Aspek Informasi
Sistem informasi tidak dilepaskan dengan komputer
Kehilangan data ( karena virus, kesalahan program/operator, kerusakan hard/software)
Resiko komputerisasi (komputer dicuri/hilang, virus, dll)

No comments:

Post a Comment